Minggu, 28 Mei 2017

HIPERBOLA


Definisi Hiperbola

Pengertian Hiperbola, Hiperbola adalah tempat kedudukan titik-titik yang selisih jaraknya terhadap dua titik tertentu selalu tetap. Dua titik tertentu itu disebut fokus hiperbola.



Gambar tersebut merupakan hiperbola yang berpusat di titik O(0,0).
• F1( -c, 0) dan F2(c, 0) adalah titik fokus hiperbola yang jaraknya 2c. Sementara selisih jarak yang tetap itu adalah 2a.
• Sumbu utama adalah sumbu x, sedangkan sumbu sekawan adalah sumbu y.
• Sumbu mayor adalah A1A2, panjangnya 2a. Sumbu minor adalah B1B2, panjangnya 2b.
• Titik A1 dan A2 disebut titik puncak hiperbola yang merupakan titik potong hiperbola dengan sumbu mayor.
• Lactus rectum adalah garis vertikal yang melalui salah satu fokus, tegak lurus sumbu mayor, dan memotong hiperbola di dua titik. Panjang lactus rektum adalah 

2b / 2a

• Persamaan asimtot hiperbola adalah


• Eksentrisitas = e = c/a , dengan e > 1.
• Persamaan garis direktriks adalah


• Ketentuan khusus pada hiperbola yaitu c2 = a2 + b2.


Persamaan Hiperbola

Persamaan hiperbola yang berpusat di titik (0, 0)



Persamaan hiperbola yang berpusat di titik (0, 0) dengan sumbu utamanya sumbu x adalah

x2a2y2b2=1

Titik fokus adalah F1(c, 0) dan F2(-c, 0).
Titik puncak adalah A1(a, 0) dan A2(-a, 0).
Persamaan asimtotnya adalah


Bagaimana jika sumbu utamanya adalah sumbu y?
Persamaan hiperbola yang berpusat di titik (0, 0) dengan sumbu utamanya sumbu y adalah

x2a2y2b2=1

Titik fokus adalah F1(0, c) dan F2(0, -c).
Titik puncak adalah A1(0, a) dan A2(0, -a).
Persamaan asimtotnya adalah

Agar kamu lebih paham, coba cermati contoh soal berikut.
Contoh 1:
Tentukan persaman asimtot dari persamaan

x29y216=1

Penyelesaian:
Coba perhatikan bahwa sumbu utama persamaan hiperbola ini adalah sumbu x. Akibatnya, a2 = 9 dan b2 = 16, sehingga a = 3 dan b = 4.
Persamaan asimtotnya adalah


Persamaan hiperbola yang berpusat di titik (p, q)

Persamaan hiperbola yang berpusat di titik (p, q) dengan sumbu utamanya sejajar dengan sumbu x adalah

(xp)2a2(yq)2b2=1

Titik fokus adalah F1(p + c, q) dan F2(p – c, q).
Titik puncak adalah A1(p + a, q) dan A2(p – a, q).
Persamaan asimtotnya adalah

Bagaimana jika sumbu utama hiperbola sejajar dengan sumbu y?
Persamaan hiperbola yang berpusat di titik (p, q) dengan sumbu utama sejajar dengan sumbu y adalah



(yq)2
a2
(xp)2b2=1

Titik fokus adalah F1(p, q + c) dan F2(p, q – c).
Titik puncak adalah A1(p, q + a) dan A2(p, q – a).
Persamaan asimtotnya adalah



ELLIPS

Menggambar Grafik Elips Horizontal

Sketsalah grafik dari persamaan:

Pembahasan Dengan p ≠ q, persamaan di atas merupakan persamaan elips yang memiliki titik pusat di (2, –1). Jarak horizontal dari titik pusat ke grafik adalah p = 5 dan jarak vertikal dari titik pusat ke grafik adalah q = 3. Setelah memplot titik-titik yang bersangkutan dan menghubungkannya dengan kurva halus, kita dapat mensketsa grafik dari persamaan tersebut sebagai berikut.


Seperti persamaan lingkaran, persamaan elips juga dapat dinyatakan ke dalam bentuk polinomial. Untuk persamaan 25x2 + 4y2 = 100, kita tahu bahwa persamaan ini bukan merupakan persamaan lingkaran karena koefisien-koefisien dari x2 dan y2 tidak sama, dan titik pusat dari grafiknya merupakan titik (0,0) karena a = b = 0. Untuk menggambar grafik dari persamaan seperti itu, kita dapat mengubah persamaan tersebut menjadi bentuk standar.

 Menggambar Grafik Elips Vertikal

Untuk 25x2 + 4y2 = 100, (a) tulislah persamaan tersebut ke dalam bentuk standar dan tentukan titik pusat, nilai p, dan q-nya, (b) identifikasi sumbu mayor dan minornya dan labelilah titik-titik puncaknya, serta (c) gambarkan grafiknya.
Pembahasan Koefisien-koefisien dari x2 dan y2 tidak sama, dan 25, 4, dan 100 memiliki tanda yang sama (positif). Sehingga, persamaan tersebut merupakan persamaan elips dengan pusat di (0, 0). Selanjutnya kita ubah persamaan tersebut ke dalam bentuk standar.

Hasil di atas menunjukkan bahwa p = 2 dan q = 5, yang mengindikasikan bahwa sumbu mayornya vertikal dan sumbu minornya horizontal. Dengan (0, 0) sebagai titik pusat, maka perpotongan grafik terhadap sumbu-x ada di titik-titik (–2, 0) dan (2, 0), sedangkan titik-titik puncaknya (dan perpotongan grafik dengan sumbu-y) ada di titik-titik (0, –5) dan (0, 5). Sehingga grafik dari elips tersebut dapat ditunjukkan oleh gambar berikut.

 Jika titik pusat dari elips tidak pada titik asal (0, 0), dalam persamaan bentuk polinomialnya terdapat suku-suku linear sehingga kita harus melengkapkan kuadrat dalam x dan y, kemudian menuliskannya ke dalam bentuk standar untuk menggambar grafiknya. Gambar di bawah ini mengilustrasikan bagaimana elips yang berpusat di titik (0, 0) digeser untuk menjadi elips tertentu.
Semoga bermanfaat :* 

ELLIPS

ELLIPS 

Dalam matematika, sebuah elips adalah gambar yang menyerupai lingkaran yang telah dipanjangkan ke satu arah. Elips adalah salah satu contoh dari irisan kerucut dan dapat didefinisikan sebagai lokus dari semua titik, dalam satu bidang, yang memiliki jumlah jarak yang sama dari dua titik tetap yang telah ditentukan sebelumnya (disebut fokus).




Sebelum membahas mengenai persamaan elips, mari kita ingat-ingat kembali persamaan dari suatu lingkaran. Lingkaran yang memiliki titik pusat di titik (ab) dan berjari-jari r memiliki persamaan (x – a)2 + (y – b)2 = r2. Dengan membagi kedua ruas persamaan tersebut dengan r2, kita akan memperoleh :


Pada persamaan yang terakhir, nilai r pada masing-masing penyebut secara berturut-turut merupakan jarak vertikal dan horizontal dari titik pusat ke grafik. Lalu mungkin kita akan bertanya, bagaimana jika nilai dari penyebut-penyebut tersebut berbeda? Untuk menjawab pertanyaan tersebut, perhatikan persamaan berikut.


Pusat dari grafik persamaan di atas tetaplah (3, –2), karena a = 3 dan b = –2. Dengan mensubtitusi y = –2, kita dapat menentukan titik-titik yang memenuhi persamaan tersebut.



Hasil di atas, menunjukkan bahwa jarak horizontal titik pusat terhadap grafik adalah 4 satuan, yaitu jarak titik pusat (3, –2) terhadap titik-titik (–1, –2) dan (7, –2). Dengan cara yang serupa, untuk x = 3 kita akan mendapatkan (y + 2)2 = 9, sehingga diperoleh y = –5 dan y = 1. Hal ini menunjukkan bahwa jarak vertikal titik pusat terhadap grafik adalah 3, yaitu jarak titik (3, –2) terhadap titik-titik (3, –5) dan (3, 1). Sehingga, dengan mengganti penyebut-penyebut yang tidak sama pada suatu persamaan lingkaran, kita akan mendapatkan suatu grafik memanjang dari lingkaran. Grafik seperti ini merupakan grafik dari suatu elips.


Untuk suatu elips, jarak terjauh antara dua titik pada elips disebut sumbu mayor, dengan titik-titik ujung sumbu mayor disebut titik-titik puncak elips. Ruas garis yang tegak lurus dan membagi sumbu mayor menjadi 2 bagian yang sama disebut sumbu minor.
  • Jika p > q, sumbu mayornya horizontal (sejajar dengan sumbu-x) dengan panjang 2p, dan sumbu minornya vertikal dengan panjang 2q.
  • Jika p < q, sumbu mayornya vertikal (sejajar dengan sumbu-y) dengan panjang 2q, dan sumbu minornya horizontal dengan panjang 2p.
Dari pengamatan kita di atas, kita dapat menarik kesimpulan mengenai persamaan elips sebagai berikut.
Bentuk Standar dari Persamaan Elips
Diberikan persamaan,


Jika p ≠ q persamaan tersebut merepresentasikan grafik dari suatu elips dengan titik pusat (a, b). Nilai |p| merupakan jarak horizontal titik pusat dengan grafik, sedangkan |q| merupakan jarak vertikal titik pusat dengan grafik.

untuk lebih jelas, setelah ini saya akan menunjukan cntoh soal. ditunggu okey :)

ELLIPS , HIPERBOLA DAN PARABOLA

IRISAN KERUVUT SEBAGAI KURVA BERDERAJAT DUA

Bentuk Umum Irisan Kerucut sebagai Kurva Berderajat Dua

           Jika diberikan sebuah kerucut kemudian kerucut tersebut dipotong dengan berbagai cara maka akan diperoleh sebuah bidang perpotongan. Gambar berikut menunjukkan berbagai bentuk irisan yang diperoleh dari hasil perpotongan sebuah kerucut dengan sebuah bidang. Hasil irisan pada kerucut tersebut akan membentuk sebuah kurva yang secara umum disebut irisan kerucut (conic section). Bentuk-bentuk irisan keruct seperti yang ditunjukkan pada gambar (a) berupa sebuah lingkaran, gambar (b) adalah elips, gambar (c) membentuk parabola, dan gambar (d) menghasilkan hiperbola.
Gambar 1. Contoh kurva hasil dari irisan sebuah kerucut
Namun para ahli matematika telah menyepakati bahwa secara umum bentuk irisan kerucut adalah parabola, elips, dan hiperbola. Sedangkan lingkaran merupakan kasus khusus dari elips. Masing-masing kurva tersebut memiliki persamaan kurva berderajat dua yang unik.
Hasil irisan kerucut tersebut memperlihatkan bahwa kedudukan titik-titik akan bergerak dengan rasio jarak tertentu dari sebuah titik tetap dan garis tetap sehingga terbentuk irisan kerucut. Tiap irisan kerucut memiliki komponen-komponen yang menjadi karakteristik dari tiap bentuk kurva yaitu esentrisitas (eccentricity), garis direktriks (directrix), dan titik fokus. Misalkan sebuah titik P bergerak terhadap sebuah garis tetap l, dan sebuah titik tetap F. Jarak P ke F dinyatakan oleh d dan jarak P ke l dinyatakan oleh d¢. Perbandingan jarak d dan d¢ disebut esentristitas yaitu e = d : d¢. Garis l disebut garis direktriks dan titik F disebut titik fokus. Nilai esentrisitas akan menentukan jenis irisan kerucut dengan nilai e meliputi e < 1, e = 1, dan e > 1.
Sebuah kurva bidang (plane curve) merupakan himpunan titik-titik yang akan dapat dinyatakan dalam persamaan kurva. Sebuah persamaan kurva berderajat dua dinyatakan oleh persamaan berikut :
Ax2 + By2 + Cxy + Dx + Ey + F = 0
dengan nilai koefisien A, B, dan C ketiganya tidak bersamaan bernilai nol.
Semua persamaan berderajat dua seperti di atas, pada sistem koordinat persegi panjang akan merepresentasikan sebuah kurva yang dinamakan irisan kerucut (conic). Bentuk persamaan kurva berderajat dua juga dapat dinyatakan sebagai berikut :
ax2 + by2 + 2hxy + 2gx + 2fy + c = 0
dengan nilai koefisien a, b, dan h ketiganya tidak bersamaan bernilai nol.
Jika kurva berderajat dua melalui titik (0, 0) maka diperoleh persamaan kurva yaitu :
Ax2 + By2 + Dx + Ey + F = 0
dengan nilai koefisien A dan B keduanya tidak bersamaan bernilai nol
atau
ax2 + by2 + 2gx + 2fy + c = 0
dengan nilai koefisien a dan b keduanya tidak bersamaan bernilai nol.

nanti kita akan membahas lebih lanjut mengenai ellips , hiperbola dan prabola...
ditunggu ya.... :)