Senin, 10 April 2017

GARIS SEBAGAI KURVA BERDERAJAT SATU

Persamaan Normal Sebuah Garis 

 Sebuah garis yang memotong sumbu x dan sumbu y akan tegak lurus terhadap sebuah ruas garis yang melalui titik asal (0, 0). Perhatikan gambar 25.
Garis normal suatu garis yang memotong sumbu x dan sumbu y

 Gambar tersebut memperlihatkan sebuah garis l yang memotong sumbu x di A(a, 0) dan tegak lurus terhadap ruas garis 𝑅𝑂 di mana O(0, 0) dan R titik pada garis l. Besar sudut ⁡𝛃 menyatakan ukuran sudut inklinasi garis RO. Garis RO disebut garis normal dari garis 𝓡. Sedangkan nilai p menunjukkan panjang ruas garis 𝑅𝑂. Maka dapat dibuat sebuah segitiga siku-siku ARO di mana ∡ 𝐴𝑅𝑂 = 90°
Sehingga sudut inklinasi garis l yaitu 𝛼 = ∡𝑋𝐴𝑅 = 180° − ∡𝑅𝐴𝑂 = 90° + 𝛽 Kemiringan garis l ditentukan oleh m = tan 𝛂 = tan (90 + 𝛃) =  − 1/tan𝛽 = − cos𝛽/sin𝛽
Karena segitiga ARO adalah segitiga siku-siku dengan hipotenusa 𝑂𝐴 maka cos𝛽 = 𝑝 / |𝑂𝐴 sehingga
|𝑂𝐴| = 𝑝/cos𝛽 = √π‘Ž2 = π‘Ž. Jadi koordinat titik A di ( 𝑝/cos𝛽,0).

Dengan demikian garis l memiliki gradien π‘š = −cos𝛽/sin𝛽 dan melalui titik A( 𝑝/cos𝛽 ,0) sehingga  substitusi ke dalam persamaan garis y - y0 = m(x - x0) menghasilkan persamaan normal :

𝑦 − 0 = −cos𝛽/sin𝛽(π‘₯ − (𝑝/cos𝛽)) ⇒ 𝒙 𝐜𝐨𝐬𝜷 + π’š 𝐬𝐒𝐧𝜷 − 𝒑 = 𝟎  

Jika persamaan garis dinyatakan sebagai persamaan kurva berderajat satu Ax + By + C = 0 maka

π‘š = −𝐴/𝐡 = − cos𝛽/sin𝛽 ⇒ 𝐴 𝐡 =  cos𝛽/sin𝛽 ⇒ sin𝛽 = 𝐡/𝐴 (cos𝛽)

Dengan menggunakan identitas trigonometri cos2b + sin2b = 1 dilakukan manipulasi aljabar sebagai berikut.

 cos2b + sin2b = 1  ⟹ π‘π‘œs2𝛽 + B2 A2 / π‘π‘œs2𝛽 = 1 ⟹ π‘π‘œs2𝛽 ( (A2 +B2  /A2 ) = 1 ⟹𝐜𝐨𝐬𝜷 = 𝑨 ±√π‘¨πŸ+π‘©πŸ 

Koordinat titik potong garis dan sumbu x yaitu π‘₯ = − 𝐢 𝐴 = 𝑝 cos𝛽  𝑝 = − 𝐢 𝐴
cos𝛽 dan diperoleh  π‘ = π‘ͺ ±√π‘¨πŸ +π‘©πŸ

Contoh 3  

Persamaan kurva berderajat satu x + 2y - 5 = 0 pada contoh 5 dapat diubah menjadi persamaan normal dengan langkah sebagai berikut.

1) Menentukan sudut normal π›½
        Gradien garis yaitu π‘š = − 1/2 maka sudut inklinasi 𝛂 = arc tan m = arc tan (− 1/2 ) ≈ 153,43  . Hubungan sudut inklinasi 𝛂 dan 𝛃 : 𝛼 = 90° + 𝛽. Telah diketahui sudut inklinasi 𝛂 ≈ 153,43 maka sudut 𝛃 ≈ 63,43

2) Menentukan jarak titik (0, 0) ke garis yaitu p
         Titik potong garis dan sumbu x ditentukan dengan mensubtitusikan y = 0 sehingga diperoleh titik potong (5, 0) maka 𝑝 cos 𝛽 = 5 ⟹ p = 5 cos 𝛽 = 5 cos 63,43 ≈ 5 - 0,447 ≈  2, 24

Maka persamaan normal garis x + 2y - 5 = 0 yaitu : x cos 63,43 + y sin 63,43 - 2,24 = 0



Persamaan normal tersebut dapat diubah kembali menjadi persamaan garis sebagai kurva berderajat atau pun persamaan garis bergradien sebagai berikut :

x cos 63,43 + y sin 63,43 - 2,24 = 0 ⟹ 0,45x + 0,89 y - 2, 24 = 0 ⟹ x + 2y – 5 = 0

GARIS SEBAGAI KURVA BERDERAJAT SATU

GARIS SEBAGAI KURVA BERDERAJAT SATU 

Persamaan Umum Garis, Gradien dan Sudut Inklinasi 

            Garis dibentuk oleh paling sedikit dua buah titik berbeda. Sebagai suatu himpunan, garis merupakan himpunan titik-titik yang tak hingga dan tak berbatas sehingga garis tidak memiliki dimensi panjang. Jika garis dibentuk oleh titik A dan B maka garis tersebut dapat dinamakan sebagai garis AB. Notasi lain untuk penamaan garis yaitu menggunakan huruf kecil misalnya g, h, l, m dan sebagainya. Sebuah garis juga disebut kurva berderajat satu yang dinyatakan sebagai :   

Ax + By + C = 0 untuk A, B, C bilangan riil dan x, y variabel bilangan riil 

Sebuah garis dapat ditentukan persamaan kurva berderajat satu seperti di atas apabila diketahui tiga buah titik yang dilalui oleh garis tersebut. 

Contoh 1

Sebuah garis yang melalui titik A(1, 2), B(-3, 4), dan C(5, 0) maka persamaan kurva berderajat  satu untuk garis tersebut ditentukan sebagai berikut. 

Langkah 1) Substitusi koordinat titik ke dalam persamaan kurva 

Garis melalui A(1, 2)  A(1) + B(2) + C = 0 ⇒ A + 2B + C = 0 ----------------------------pers. 1
Garis melalui B(-3, 4)  A(3) + B(-4) + C = 0⇒ -3A + 4B + C = 0 ------------------------pers. 2
Garis melalui C(5, 0)  A(5) + B(0) + C = 0 ⇒ 5A  + C = 0 --------------------------------pers. 3 

Langkah 2) Membuat sistem persamaan linier tiga variabel 

𝐴 + 2𝐡 + 𝐢 = 0
3𝐴 + 4𝐡 + 𝐢 = 0
5𝐴 + 𝐢 = 0
Langkah 3) Menyelesaikan sistem persamaan linier  

Penyelesaian sistem persamaan linier di atas yaitu : 
A = 1, B = 2 dan C = -5 
Maka persamaan kurva berderajat satu untuk garis yang melalui A(1, 2), B(-3, 4), dan C(5, 0) yaitu x + 2y - 5 = 0 . Sketsa garis tersebut pada sistem koordinat Cartesius seperti gambar di atas. 
Garis x + 2y - 5 = 0 seperti ditunjukkan pada gambar di atas membentuk sudut terhadap sumbu x positif. Besarnya sudut yang terbentuk tersebut akan mempengaruhi kemiringan garis. Sudut bernilai positif yang dibentuk antara garis dan sumbu x positif dinamakan sudut inklinasi garis (angle of inclination) dan biasanydinotasikan  oleh  sudut  a.     Kemiringan  suatu  garis  dinamakan gradien (slope of the line) dan dinyatakan oleh notasi m.
Gambar 1. Sudut Inklinasi Garis



Gambar 2. Gradien Suatu Garis
Nilai gradien suatu garis dapat bernilai positif, negatif, nol atau tidak terdefinisi. Gradien suatu garis dapat ditentukan dengan menggunakan konsep trigonometri pada segitiga siku-siku namun dengan memperhatikan interval nilai sudut yang dibentuk oleh garis terhadap sumbu x positif. Perhatikan gambar sebuah garis berikut. Garis tersebut melalui dua titik yaitu P1(x1, y1) dan P2(x2, y2). Sudut yang dibentuk garis P1P2 adalah a. Pada gambar terlihat sebuah segitiga siku- siku dengan hipotenusa P1P2, panjang sisi alas x2  - x1  dapanjang sisi tegak  y -  y1.  Nilai  tangent  sudut  a dapat ditentukan sebagai perbandingan antara panjang sisi tegak terhadap panjang sisi alas segitiga siku-siku. Sehingga dapat dirumuskan :

π’Ž =  π­πšπ§ 𝜢 = y2 – y1 /    x2 – x1  πœΆ = 𝒂𝒓𝒄 𝐭𝐚𝐧 π’Ž 

Jadi nilai gradien suatu garis merupakan nilai tangen sudut inklinasi dan besarnya sudut inklanasi adalah nilai arc tan dari gradien garis.

Bentuk persamaan kurva berderajat satu dapat diubah menjadi fungsi dari x di mana x

adalah variabel bebas dan y adalah variabel terikat sebagai berikut :

𝑨𝒙 + π‘©π’š + π‘ͺ = 𝟎 ⇒ π‘©π’š =  −𝑨𝒙 − π‘ͺ ⟹ π’š =  -𝑨/𝑩𝒙 − π‘ͺ/𝑩 ⟹ π’š = π’Žπ’™ + 𝒄

Konstanta m disebut sebagai gradien yang menunjukkan kemiringan garis dan c merupakan konstanta persamaaan. Persamaan y = mx + c disebut persamaan garis bergradien m.

Sifat-sifat Garis dalam Bidang : Kesejajaran dan Perpotongan 

Sifat-sifat garis yang berada dalam sebuah bidang dalam geometri Euclide meliputi garisgaris yang berpotongan atau tidak berpotongan. Dua buah garis dikatakan berpotongan jika ada sebuah titik potong yang dilalui kedua garis. Dua garis tidak berpotongan disebut saling sejajar. Perhatikan bentuk garis-garis pada gambar berikut.


Gambar 4. Garis-garis yang memotong sumbu koordinat Cartesius

Gambar di atas memperlihatkan bahwa garis-garis bergradien positif atau negatif memotong sumbu x dan sumbu y masing-masing di satu titik. Perpotongan garis tersebut dengan sumbu x ditentukan dengan mensubstitusikan nilai y = 0 ke dalam persamaan garis. Perpotongan garis tersebut dengan sumbu y ditentukan dengan cara mensubstitusikan nilai x = 0 ke dalam persamaan garis.  Sedangkan garis sejajar sumbu x hanya memotong sumbu y dan tidak memotong sumbu x. Garis sejajar sumbu y hanya memotong sumbu x dan tidak memotong sumbu y.Tabel berikut meringkas hubungan persamaan garis dan titik-titik potong garis terhadap sumbu x dan sumbu y.


Kedudukan Titik-titik dan Jarak antara Dua Titik

Menyelesaikan Masalah Mengenai Kedudukan Titik-titik dan Jarak antara Dua Titik dengan menggunakan Polya

Hai.. Kali ini kita akan membahas bagaimana Menyelesaikan Masalah Mengenai Kedudukan Titik-titik dan Jarak antara Dua Titik dengan menggunakan Polya. Sebelum itu kita harus memahami bagaimana menyelesaikan masalah dengan polya. 

Pemecahan Masalah Polya

Pemecahan masalah (problem solving) merupakan suatu prosedur untuk menemukan penyelesaian yang tepat atas suatu masalah. Prosedur tersebut pertama kali diformulasikan oleh George Polya (1887 - 1985) seorang guru dan ahli matematika yang menyatakan bahwa ada empat tahap pemecahan masalah yaitu :  understand the problem, devise a plan, carry out the plan, dan look back sebagai berikut :
1)        Understanding the Problem
Tahap pertama yang dilakukan untuk memecahkan masalah adalah memahami masalah. Cara yang disarankan Polya untuk memahami masalah dengan baik yaitu dengan menjawab pertanyaan-pertanyaan berikut :
a.         Nyatakan masalah dengan kalimatmu sendiri !
b.        Tentukan apa saja yang akan ditemukan/dicari/diselesaikan !
c.         Apa saja yang tidak diketahui dari permasalahan itu ?
d.        Informasi apa saja yang kamu peroleh dari permasalahan itu ?
e.         Informasi apa saja yang tidak ada / hilang dari permasalahan itu ?
f.         Informasi apa saja yang tidak dibutuhkan dari permasalahan itu ?
2)        Devising a Plan
Tahap kedua pemecahan masalah adalah menentukan rencana penyelesaian berupa strategi-strategi pemecahan masalah. Beberapa strategi pemecahan masalah antara lain :
a.         Menemukan pola
b.        Menguji masalah yang relevan dan memeriksa apakah teknik yang sama dapat digunakan untuk menyelesaikan permasalahan
c.         Menguji masalah yang lebih sederhana atau khusus dari permasalahan itu dan diperbandingkan dengan penyelesaian masalah sebenarnya
d.        Membuat tabel
e.         Membuat diagram / gambar
f.         Menebak dan memeriksa (guess and check / trial and error)
g.        Menggunakan persamaan (equation) matematika
h.        Bekerja mundur (work backward)
i.          Mengidentifikasi bagian dari hasil (subgoal)
3)        Carrying Out the Plan
Tahap ketiga pemecahan masalah terdiri dari tiga aktivitas yaitu :
a.         Menerapkan satu atau lebih strategi pemecahan masalah untuk menemukan penyelesaian atau perhitungan
b.        Memeriksa setiap langkah strategi yang digunakan baik secara intuitif maupun dengan bukti formal
c.         Menjaga keakuratan proses pemecahan masalah
4)        Looking Back
Langkah terakhir pemecahan masalah adalah memeriksa kembali jawaban atau solusi terhadap permasalahan sebenarnya dengan cara :
a.         Memeriksa dengan pembuktian
b.        Menginterpretasikan penyelesaian/solusi berdasarkan permasalahan berdasarkan rasional atau pun argumentasi (reasonable)
c.         Jika memungkinkan lakukan pengujian untuk masalah lain yang relevan atau pun yang lebih umum dengan menggunakan teknik/strategi pemecahan masalah tersebut

Kedudukan Titik-titik dan Jarak antara Dua Titik



Gambar 7. Representasi Titik yang Berpindah posisi
Konsep titik diperkenalkan dalam geometri Euclid sebagai elemen yang tidak didefinisikan dan tidak memiliki dimensi panjang. Euclid mendefinisikan titik dalam buku I - Element yaitu “a point is that which has no part”.
Geometri Euclid hanya membahas sifat titik yang diam/tetap, sedangkan geometri analitik juga menelaah sifat-sifat titik yang bergerak seperti yang terjadi di alam. Misalnya sebuah bola yang menggelinding pada permukaan bidang miring dapat dinyatakan sebagai sebuah titik yang bergerak sehingga titik tersebut mengalami perpindahan tempat. Posisi bola saat di bagian atas tidak sama dengan posisi bola saat berada di pertengahan bidang. Proses menelaah sifat titik-titik di berbagai posisi tersebut maka dibutuhkan bantuan aljabar untuk menyatakan posisi titik dalam suatu simbol tertentu.
Gambar 8. Representasi Koordinat Peta

Metode yang digunakan untuk menunjukkan posisi sebuah titik pada sebuah bidang mirip seperti teknik menggambar peta. Posisi suatu tempat pada permukaan bumi dinyatakan oleh koordinat peta yaitu derajat lintang (arah utara atau selatan) dan derajat bujur (arah timur atau barat). Posisi acuan untuk koordinat bujur-lintang tersebut yaitu Kota Greenwich di Inggris. Perhatikan gambar dan penjelasan di bawah ini. Misalkan kurva NGAS adalah meridian utama, kurva AWBE adalah garis ekuator, dan titik G adalah kota Greenwich maka posisi kota P dapat dinyatakan sebagai koordinat peta apabila derajat AB dan BP diketahui. Andaikan AB = 70° dan BP = 45° maka posisi P dinyatakan sebagai 70° bujur timur dan 45° lintang utara.
Geometri analitik menyederhanakan koordinat peta tersebut dengan menggunakan dua garis lurus berpotongan untuk menggantikan kurva meridian dan kurva ekuator. Titik potong kedua garis dijadikan sebagai titik acuan biasanya dinyatakan sebagai titik O. Posisi titik P dinyatakan oleh panjang ruas garis BP yang sejajar dengan garis sumbu X¢X dan panjang ruas garis AP yang sejajar garis sumbuYY¢. Panjang ruas garis BP sama dengan panjang ruas garis
Gambar 9. Representasi Titik dalam Sistem Koordinat
OA. Panjang ruas garis AP sama dengan panjang ruas garis OB. Sehingga titik P dapat dinyatakan berada pada posisi sejauh panjang OA dan OB terhadap titik O. 

Dua buah titik berbeda akan berada pada posisi yang berbeda. Jarak kedua titik tersebut dapat ditentukan dengan langkah-langkah sebagai berikut :
  •  Buatlah dua titik berbeda yaitu A dan B lalu hubungkan dengan sebuah ruas garis.
  • Buat sebuah garis melalui A dan sebuah garis lain yang melalui B sehingga kedua garis berpotongan tegak lurus.
  • Tentukan titik potong kedua garis yaitu C sehingga diperoleh segitiga siku-siku ACB atau BCA lalu ukur panjang ruas garis CA dan CB
  • Tentukan panjang ruas garis AB dengan menggunakan Teorema Phytagoras 



Titik-titik pada sebuah bidang yang membentuk himpunan titik dan memenuhi suatu kriteria tertentu dinamakan kedudukan titik (locus of points). Kedudukan titik dapat dinyatakan sebagai suatu fungsi. Misalnya titik-titik pada lingkaran berjari-jari 1 cm dapat dinyatakan sebagai x2 + y2 = 1. Secara geometris, hanya titik-titik berjarak 1 cm dari titik pusat lingkaran tersebut yang memenuhi kedudukan titik yang dinyatakan oleh persamaan x2 + y2 = 1. Teorema-teorema dasar tentang kedudukan titik-titik (Fundamental Locus Theorems) sebagai berikut.
Teorema 1.1
Kedudukan titik-titik yang berjarak sama yaitu d dari sebuah titik P adalah sebuah lingkaran berpusat di titik dengan ukuran panjang jari-jari d

Teorema 1.2
Kedudukan titik-titik yang berjarak sama yaitu d dari sebuah garis l  adalah sepasang garis-garis sejajar yang masing-masing berjarak d dari garis l

Teorema 1.3
Kedudukan titik-titik yang berjarak sama (equidistant) dari dua buah titik P dan Q adalah sebuah ruas garis (disebut perpendicular bisector).yang tegak lurus  terhadap ruas garis  dan membagi  menjadi dua bagian sama besar

Teorema 1.4
Kedudukan titik-titik yang berjarak sama dari dua garis yang sejajar yaitu l1 dan l2 merupakan sebuah garis diantara keduanya dan sejajar dengan kedua garis tersebut.

Teorema 1.5
Kedudukan titik-titik yang berjarak sama terhadap dua garis yang berpotongan yaitu l1 dan l2, adalaha sepasang ruas garis (disebut bisectors) yang membagi dua sama besar sudut-sudut yang yang dibentuk garis l1 dan l2

Teorema 1.6
Kedudukan titik-titik yang berjarak sama dari kedua sisi sebuah sudut adalah sebuah ruas garis yang membagi dua sudut tersebut (bisector of angle)
Teorema 1.7
Kedudukan titik-titik yang berjarak sama dari dua buah lingkaran konsentris (concentric circles) adalah sebuah lingkaran yang konsentris terhadap kedua lingkaran tersebut dan berada tepat di tengah keduanya
Teorema 1.8
Kedudukan titik-titik pada jarak tertentu dari sebuah lingkaran yang memiliki jari-jari lebih panjang dari jarak tersebut merupakan sebuah pasangan lingkaran konsentris, di mana masing-masing kedudukan titik tersebut berada di salah satu sisi lingkaran pada jarak tertentu tersebut.
Teorema 1.9
Kedudukan titik-titik yang berjarak tertentu dari suatu lingkaran berjari-jari kurang dari jarak tersebut merupakan sebuah lingkaran yang berada di luar lingkaran pertama dan saling konsentris.

Pembuktian Teorema 1.3

Tahap 1        :  Akan dibuktikan untuk sembarang titik pada kedudukan tersebut memenuhi kondisi-kondisi berikut :
Diketahui    :  Titik A dan B
                       Ruas garis CD   tegak lurus dan membagi ruas garis AB
Ditanyakan :  Apakah untuk sembarang titik P pada ruas garis CD berjarak sama dari A dan B yaitu ruas garis PA ≅ ruas garis PB ?
Rencana      : Gambar/Sketsa permasalahan :

                                 Harus dibuktikan ∆PEA ≅ ∆PEB agar diperoleh PA ≅ PB
Bukti tahap 1
Pernyataan
Alasan
1.       adalah ruas garis membagi dua dan tegak lurus (^) AB
2.      Ukuran sudut PEA dan sudut PEB sama yaitu ∠PEA ≅ ∠PEB
3.      Ukuran panjang ruas garis AE ≅ EB
4.   Ruas garis PE ≅ Ruas garis PE
5.     ∆PEA ≅ ∆PEB
6.     PA ≅ PB
1.      Diketahui
2.      Kedua sudut adalah sudut siku-siku. Semua sudut siku-siku kongruen
3.      Agar dapat membagi dua sama besar maka ruas garis dibagi menjadi bagian-bagian yang kongruen
4.      Sifat refleksif
5.      Kekongruenan dua segitiga (s.a.s)
6.      Hukum kongruensi ≅
 Tahap 2       :  Akan dibuktikan untuk sembarang titik memenuhi kondisi berikut :
Diketahui    : Sembarang titik Q yang berjarak sama dari titik A dan B yaitu ruas garis QA ≅ ruas garis QB
Ditanyakan    : Apakah Q berada pada sebuah ruas garis yang membagi dua dan tegak lurus AB
Rencana      : Gambar/Sketsa Masalah bahwa QG ⊥ AB


                       Akan dibuktikan dengan menggunakan segitiga-segitiga kongruen bahwa QG membagi dua AB
Bukti Tahap 2


Jadi teorema 2.3 terbukti


untuk lebih mengerti bagaimana menyelesaikan masalah dengan polya. Mari lihat contoh berikut :

Terdapat dua buah pelampung pada sebuah danau. Seorang perenang berenang di danau tersebut sedemikian sehingga ia selalu berjarak tetap (konstan) terhadap kedua pelampung tersebut. Deskripsikan jalur renang yang ditempuh oleh perenang tersebut.
Tahap pemecahan masalah :
1)         Understanding the Problem
a.         Nyatakan masalah dengan kalimatmu sendiri !
Misalkan kedua pelampung adalah titik A dan B dan perenang adalah titik C
Misalkan jarak C ke A adalah dAC dan jarak C ke B adalah dCB.
Maka posisi perenang yaitu C terhadap A dan B adalah kumpulan titik-titik sehingga dCA dan dCB selalu tetap. Berbentuk apakah kumpulan  titik-titik tersebut ?
b.        Tentukan apa saja yang akan ditemukan/dicari/diselesaikan !
Bentuk kumpulan titik-titik sehingga dCA dan dCB selalu tetap.
c.         Apa saja yang tidak diketahui dari permasalahan itu ?
Jarak titik A ke B
d.        Informasi apa saja yang kamu peroleh dari permasalahan itu ?
Titik A dan B berbeda posisi
Jarak dCA dan dCB selalu tetap yaitu dCA = dCB untuk meskipun posisi C berubah-ubah
2)        Devising a Plan
Strategi pemecahan masalah yang mungkin dapat digunakan untuk menyelesaikan masalah :
a.          Membuat diagram / gambar
Menggambarkan posisi titik A, B, dan C sesuai kondisi masalah.
b.        Menguji masalah yang relevan dan memeriksanya apa dapat digunakan
Memeriksa jika ada satu atau lebih teorema dasar kedudukan titik yang menyerupai masalah ini.
3)        Carrying Out the Plan
a.       Membuat diagram / gambar




b.        Memeriksa jika ada teorema kedudukan titik yang sesuai
Teorema 2.3 : Kedudukan titik-titik yang berjarak sama (equidistant) dari dua buah titik P dan Q adalah sebuah ruas garis (disebut perpendicular bisector).yang tegak lurus  terhadap ruas garis  dan membagi  menjadi dua bagian sama besar
Berdasarkan gambar dan teorema tersebut maka kedudukan perenang terhadap kedua pelampung tersebut dapat dideskripsikan sebagai sebuah ruas garis yang tegak lurus terhadap ruas garis yang menghubungkan kedua pelampung yaitu  dan membagi ruas garis  menjadi dua bagian sama panjang seperti digambarkan sebagai berikut.



4)        Looking Back
Langkah terakhir pemecahan masalah adalah memeriksa kembali jawaban atau solusi terhadap permasalahan sebenarnya dengan cara :
a.         Memeriksa dengan pembuktian : buktikan teorema 2.3 berdasarkan masalah tersebut secara deduktif
b.        Menginterpretasikan penyelesaian permasalahan ini berdasarkan argumentasi (reasonable) dengan menggunakan koordinat dan aljabar
Misalkan koordinat titik C(x, y) di mana dCA = dCB dengan koordinat A(xa, ya) dan B(xb, yb) maka dapat dibuktikan untuk posisi C di C1(x1, y1), C2(x2, y2), … Cn(xn, yn) yaitu : (a) jika ruas garis  tegak lurus sumbu x maka y1 = y2 = … = yn
(b) jika ruas garis  tegak lurus sumbu y maka x1 = x2 = … = xn
Selanjutnya harus dibuktikan bahwa garis C1C2 tegak lurus
Dengan bantuan geogebra dapat dilakukan simulasi untuk menunjukkan solusi  untuk tiga posisi C yang berbeda-beda sebagai berikut.



Semoga bermanfaat yaaaa :*